Guru dan Komunikasi
Dalam Belajar dan Pembelajaran
Setelah
dibahas dengan cukup luas mengenai berbagai aspek teknik komunikasi, perlu
dikemukakan tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang guru sehubungan
dengan membangun komunikasi yang kondusif dalam belajar dan pembelajaran.
Sehubung dengan itu, ada sejumlah saran kepada guru untuk diterapkan dalam
pelaksanan tugas profesinya yaitu:
Pertama:
Untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan tugasnya dalam penyelenggaraan
belajar dan pembelajaran, selain kompetensi lainnya, guru harus memiliki
kompetensi komunikasi karena komunikasi merupakan sarana utama dalam belajar
dan pembelajaran. Diantara kompetensi komunikasi yang harus dikuasai oleh
seorang guru adalah:
1. Kemampuan
menggunakan bahasa pengantar yang baik, benar, efektif dan efisien serta
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Kemampuan bahasa ini deperlukan
dalam mengemas pesan agar mudah dipahami oleh siswa dan sebaliknya memahami
pesan yang disampaikan siswa.
2. Mengatur
irama suara melalui pengaturan variasi nada, volume dan kecepatan, sehingga
tidak membosankan siswa. Kebosanan akibat penyampaian materi yang datar dan monotone akan sangat dirasakan oleh
siswa terutama ketika guru menyampaikan materi dengan kompleksitas tinggi atau
pada waktu menjelang pelajaran usai.
3. Menggunakan
bahas non-verbal sebagai gerakan tubuh (body
language) atau gesture dan movement serta ekspresi lainnya untuk
memberikankesan dan tekanan terhadap materi penting yang disampaikan. Dengan
dukungan bahasa non-verbal, maka lebih banyak alat atau ndera siswa diaktifkan
dengan sendirinya semakin banyak materi sajian yang diserap oleh siswa.
Kedua:
Guru harus meyakinkan dirinya bahwa ia memiliki kompetensi komunukasi yang baik
sebagai syarat untuk mampu melakukan komunikasi yang produktif dalam arti
efektif dan efisien. Seorang guru harus mampu mengemas pesan-pesan pembelajaran
dengan baik meliputi susunan kalimat, tata bahasa, pemilihan istilah hingga
menyesuaikan kemasan dengan latar belakang kemampuan dan pengalaman siswa.
Kegagalan guru dalam melakukan komunikasi yang tepat hanya akan membuat
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakan kurang bermanfaat baik
bagi dirinya maupun bagi siswa.
Ketiga:
Guru harus menjamin bahwa semua siswa memiliki kesempatan dan keberanian untuk
mengemukakan pendapatnya dalam diskusi atau kegiatan belajar lainnya. Dengan
demikian akan tercipta arus komunikasi yang multi arah sehingga semua siswa dapat
mengekspresikan potensinyasecara maksimal. Terkait hal ini guru harus mampu
menndeteksi terjadinya hambatan komunikasi terutama akibat dominasi siswa atau
kelompok siswa tertentu terhadap siswa atau kelompok siswa lainnya. Dalam
konteks pergaulan di sekolah, dampak lebih luas dari dominasi ini adalah
terjadinya “bulimia” yaitu
eksploitasi kelompok siswa tertentu terhadap kelompok siswa lainnya.
Keempat:
Disamping itu guru harus pula mampu membaca adanya rasa rendah diri pada
sebagian siswa yang meyebabkannya enggan berpartisipasi dalam komunikasi dengan
sesama temannya atau guru. Ketertutupan ini akan menyebabkan siswa tersebut
kurang memiliki manfaat dari kegiatan belajar dan pembelajaran melalui kegiatab
yang bersifat kooperatif dan kolaboratif. Ketertutupan juga layak dikhawatirkan
menjadi sebab siswa menghadapi kesulitan dalam kehidupan sosialnya kelak di
kemudian hari. Dalam kasus seperti ini guru harus mampu memilih dan memberikan
motivasi yang paling tepat sesuai dengan pribadi dan latar belakang siswa agar
dengan sikap seperti itu meningkatkan keterbukaan hati dan rasa percaya diri
serta mendorongnya agar aktif berkomunikasi dengan guru dan sesama siswa
lainnya.
Kelima:
Bagaimanapun kelas merupakan tempat dimana kehidupan berbangsa dan bernegara ditanamkan
dalam jiwa siswa. Dalam konteks masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang
pluralis, guru harus mampu menciptakan iklim komunikasi yang mencerminkan
kehidupan yang Bhineka Tunggal Ika. Lebih tegas lagi guru harus mampu
menciptakan kelas sebagai miniatur NKRI melalui menciptakan iklim komunikasi
yang kondusif. Dengan demikian sebagaimana deitekankan oleh UNESCO, bahwa
pendidikan diantaranya ditekankan untuk “To
live Together” atau hidup secara setara dan saling membantu.
Selanjutnya menurut (Ali Imran,
1995) ada beberapa kemampuan komunikasi yang
harus dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar agar mampu menciptakan
suasana yang komunikatif, yaitu:
1. Kemampuan
guru mengembangkan sikap positif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara
menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari
kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian
insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
2. Kemampuan
guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Bisa
dilakukan dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang
lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan
sabar. Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak merasa bebas
bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain sehingga
merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk dipenuhi
secara bersama-sama
3. Kemampuan
guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan
tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik,
antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku
guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis,
mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan
menolong penerimaan materi pelajaran.
4. Kemampuan guru untuk mengelola
interaksi siswa dalam kegitan pembelajaran. Berhubungan dengan komunikasi antar
siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu
serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat
berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya
searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua arah dari guru ke siswa dan
sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke
siswa dan dari siswa ke siswa.
0 komentar:
Posting Komentar